Kamis, 24 Februari 2011

How about Life after 25th @_@

How about Life after 25.
Mari membicarakan tentang *Pernikahan*.
Sempat dulu saya berpikir (jaman masih ababil hehehe), entahlahhh..saya pikir untuk apa orang-orang susah payah untuk menikah.
Hahahahaha.
Pikiran yang aneh  memang, karena orientasi saya pada saat itu bukanlah pada pernikahan.

Bayangkan, membangun komunikasi antara dua orang. Mencari cara bagaimana bisa saling mengerti satu sama lain. Memboyong sangke untuk nemuin "calon mertua", yang kadang-kadang penilaiannya "Ga karena inilah...Kurang inilah....Kenapa ga gitu lah", cape bukan ??!!! (dalam pandangan saya saat itu).
Walau memang, itu adalah bagian dari suatu proses.
Bukankah tidak ada jalan semulus jalan tol. 
Kadang jalan tol juga "gigirinjilan" (bahasa apahh itu? :D).
Selalu ada rasa manis dan pahit menghampiri datang silih berganti, untuk membuat kita belajar menjadi lebih baik.
Belum lagi persiapan untuk menikah, yang pasti kalau ga "sama2 jaga esmosi", hmmmm. Bisa bubar beneran :D. And then Menikah dengan segala jenis cerita yang akan berhamburan datang, yang salah satunya tentang kehadiran anak.
Kalau dipikir, ga usah ribet nikah gede2an, ngabisin duit mana cuma kepake beberapa jam, tapi prosesnya berbulan2, mendig nikah sederhana, duidnya dipake bulan madu keluar kota keliling2, atau sekalian bikin pasport lalu melancong ke luar negeri.
Pandangan yang simple, namun ga semua orang akan setuju. ^_* 

Pemikiran anak ababil saya memang aneh ~_~


Lalu bagaimna dengan pemikiran saya saat ini.
Hmmmmmmmmmmm.
Y y y, waktu mengantarkan saya pada posisi lingkungan yang saya lihat ketika masih ababil.
Memiliki pasangan, menikah, memiliki keluarga baru, dan kehidupan berjalan seperti itu terus hingga anak-cucu.
Hampir tidak menemukan jawaban apapun untuk kapan masa ini akan berakhir.
Entahlah. Tahun lalu saya masih memiliki impian tersebut dengan menggebu-gebu. Memiliki pasangan yang membuat saya nyaman dan merasa "nyambung', lalu dalam persetujuan orangtua. Selanjutnya materi dan waktu ada untuk mengakhiri status  "Lajang". Hidup berdua, lalu ada tanda2 anggota keluarga baru. Huaaaa "happy life".
Kehidupan baru dimulai, being a parent, like our parent.
Saya masih memiliki harapan tersebut, dengan "Lelaki Terbaik" yang Maha Pencipta kirim bagi saya.
Saya berdoa agar segalanya untuk hal ini agar dimudahkan. 
Hanya itu doa kecil saya, untuk sesuatu yang besar.

Because Life Too short

Kembali membuat 'huru-hara' dalam Blog inih.
hehehehe :)



Hari ini terlibat dialog seru dengan sangke.
Pembahasan dimulai dari Sang Kakak yang akan segera menikah.
Ya...Ya...
Waktu telah mengantarkan pada titik ini tanpa di sadari.
Segalanya benar-benar tak terkira akan segera terjadi.
Padahal kayanya belum lama berada pada masa* bocah*, main kelayapan sana-sini, sibuk ngurusin segala tetek bengek tentang eskul, ngband, hingga benar2 serius untuk mengejar cita-citanya.
Hmmmmmfffhhhh...maybe i'll lost a few part of him :((. Pembicaraan berjalan pada suatu bahasan, one day we will be parents, and we will lost our parent. Hmfffhhhh.....sosok yang tak kan mungkin tergantikan. Tempat bernaung di kala sedih, duka, membutuhkan perhatian, dukungan, saran dan segala-galanya. Apakah akan ada yang menggantikan sosok seperti orangtua kita?.
I think "No". Untuk memberikan separuhnya mungkin ada yaitu "Keluarga Kecil" kita.
everyone growth up
will be loss
and get another
even it can't be replace all the things that lost from every circle time
but life must go on


*Life too short.*
Terlalu cepat berputar, kadang merasa terlalu cepat berakhir dari suatru masa tertentu dan beralih pada masa lainnya.
Karena, terlalu pendek, sehingga harus bisa memaksimalkannya dengan baik. Sekalipun selalu sulit dan berat menghampiri..